Irwin
Gabrella Agustin (20140220178)
1.
Teori
Konseling Behavioral
Teori
Behavioral berasal dari konsep yang dikembangkan oleh hasil penelitian psikologi
eksperimental. Terutama dari Pavlov
dengan classical conditioningnya dan B F Skinner dengan operant conditioning
nya yang berguna untuk memecahkan masalah tingkah laku abnormal yang sederhana
sampai pada yang kompleks. Dalam teori
ini,menekankan kepada perilaku klien pada saat ini dan disini, dengan kata lain
bahwa perilaku individu yang terjadi pada saat ini dipengaruhi oleh suasana
lingkungan pada saat ini.
Pada
dasar nya teori behavioral menganggap bahwa manusia bersifat mekanistik dan
hidup dalam alam yang determinanistik, dengan sedikitnya peran aktif untuk
memilih martabatnya . Perilaku manusia
merupakan hasil respon terhadap lingkungan dengan control yang terbatas dan
melalui interaksi ini kemudian berkembang pola-pola perilaku yang kemudian
membentuk kepribadian untuk memperediksikan dan mengontrol tingkah laku apabila
seluruh karakateristik lingkungan yang bersangkutan diketahui.
Konseling behavioral mempunyai tujuan
diantaranya untuk menghapus pola-pola perilaku maladaptive anak dan membantu
mereka mempelajari pola-pola tingkah laku yang kondusif, mengubah tingkah laku
maladaptive anak dan menciptakan kondisi baru yang memungkinkan terjadinya
proses belajar ulang. Dengan kata lain
tujuan konseling behavioral adalah untuk menghilangkan tingkah laku yang salah
dan merubahnya menjadi tingkah laku yang sesuai dengan memberikan pengalaman
belajar yang baru.
Peran konselor dalam konseling
behavioral adalah berperan aktif, direktif dan menggunakan pengetahuan ilmiah
untuk menemukan solusi dari persoalan individu. Konselor behavioral berfungsi
sebagai guru, pengarah dan para ahli yang mendiagnosa tingkah laku yang
maladaptive dan menentukn prosedur yang mengatasi persoalan tingkah laku
individu.
2.
Teori
Psikoanalitis
Teori ini diperkenalkan oleh dokter
psikiater yaitu Sigmund Frued pada tahun 1896.
Beliau berpendapat bahwa “ Struktur kejiwaan manusia sebagian besar
terdiri dari alam bawah sadar, sedangkan alam kesadaran nya dapat diumpamakan
puncak gunung es yang berada di tengah laut, ketidaksadaran manusia tersebut
diibaratkan seperti sebagian besar gunung es yang tidak terlihat. Teori ini menjadi teori yang paling
komprehensif yang mengemukakan tentang tiga pokok pembahasan yang struktur
kepribadian, dinamika kepribadian dan perkembangan dinamika. Teori psikoanalisis ini sering disebut
psikologi dalam, karena pendekatan ini berpendapat bahwa segala tingkah laku
manusia bersumber pada dorongan yang terletak jauh di dalam
ketidaksadaran.
Teori
psikoanalitis memiliki ciri-ciri diantaranya menekankan pada pentingnya riwayat
hidup konseli, pengaruh dari impuls-impuls genetic (instink), pengaruh energy
libido, pengaruh pengalaman dini individu, pengaruh irrasionalitas dan
sumber-sumber ketidaksadaran tingkah laku.
Frued memandang bahwa kepribadian manusia tersususn atas tiga sistem yaitu
id, ego, super ego. Ketiga sistem
tersebut tidak saling mempengaruhi dan fungsinya terpisah.
Tujuan utama
konseling dalam polapikir psikoanalitis adalah membuat kesadaran (conscious)
hal-hal yang tidak disadari (unconscious) konseli. Sedangkan tujuan nya untuk membentuk kembali
struktur kepribadian individu melalui pengungkapan hal-hal yang tidak
disadari. Proses konseling dipusatkan
pada usaha koselor agar konseli menghayati, memahami dan mengenal pengalaman
masa kecilnya dimana pengalaman tersebut ditata, di diskusikan kemudian
dianalisis dan ditafsirkan dengan tujuan agar kepribadian konseli dapat
direkontruksikan.
Beberapa macam teknik konseling dalam
teori psikoanalitis yang bertujuan untuk membuka alam ketidaksadaran nya adalah
:
1. Asosiasi
Bebas, merupakan teknik yang memberi kebebasan pada klien untuk mengatakan apa
saja perasaan , pemikiran dan renungan yang ada dalam pikiran klien tanpa
memandang baik buruknya atau logis tidaknya, sehingga klien dapat bebas secara
terbuka mengungkapkan segala pikiranya.
2. Analisis
Resistensi, bertujuan untuk menyadari terhadap alasan terjadinya resistensinya,
konselor meminta perhatian klien untuk menafsirkan resistensinya.
3. Teknik
analisis kepribadian (Case Histories), pendekatan dinamika penyembuhan gangguan
kepribadian dilakukan dengan melihat dinamika dari dorongan primitif (libido)
terhadap ego dan bagaimana super ego menahan dorongan tersebut.
4. Analisis
Mimpi, merupakan teknik untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan memberi
kesempatan pada klien untuk masalah-masalah yang belum terpecahkan.
5. Analisis
transferensi, teknik iki mendorong klien menghidupkan kembali masa lalu nya
terhadap kehidupan saat ini.
- Teori
Analisis Transaksional
Teori
ini dikembangkan oleh Eric Berne yang merupakan ahli dalam bidang psikiatri,
ketika mengabdi di tentara Amerika serikat, ia mulai bereksperimen tentang
terapi kelompok. Berdasarkan hasil
observasinya terhadap para konseli-konseli nya, beliau membuat kesimpulan
tentang struktur dan fungsi kepribadian yang bertentangan dengan sebagian
psikiatri pada tahun 1950-an. Teori
analisis transaksional ini merupakan teori yang dapat digunakan untuk
individual atau kelompok Teori ini
melibatkan kontak yang dikembangkan oleh konseli yang jelas menyebutkan tujuan
dan arah dari proses terapi, selain itu juga menfokuskan pada pengambilan
keputusan di awal yang dilakukan oleh konseli untuk menekankan pada kapasitas
konseli untuk membuat keputusan baru.
Analisis transaksional menekankan pada aspek kognitif, rasional dan
tingkah laku dari kepribadian. Dengan demikian, analisis
transaksional adalah metode yang digunakan untuk mempelajari interaksi antar
individu dan pengaruh yang bersifat timbal balik yang merupakan gambaran
kepribadian seseorang
Teori Analisis
Transaksional berasumsi bahwa perilaku komunikasi seseorang dipengaruhi oleh
ego state yang dipilihnya, setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai sebuah
transaksi yang di dalamnya turut melibatkan ego state serta sebagai hasil
pengalaman dari masa kecil, setiap orang cenderung memilih salah satu dari
empat kemungkinan posisisi hidup. Teori
ini lebih focus pada pengambilan keputusan yang dilakukan oleh klien di awal
konseling serta lebih menekankan pada kapasitas konseli pada aspek operasional,
kognitif dan tingkah dari pribadi masing-masing individu. Tujuan utama dari konseling analisis
transaksional ini adalah membantu konseli untuk membuat keputusan baru tentang
tingkah laku sekarang dan kemana arah hidupnya.
Dalam teori
konseling analisis transaksional, ada beberapa teknik-teknik konseling,
diantara nya :
a. Kursi kosong (Empty chair), teknik
ini digunakan analisis structural yang dilakukan dengan car dua kursi, cara ini
dianggap cara yang paling efektif dalam mengatasi permasalahan masa lalu.
b. Teknik atau metode Didaktif, teknik
ini lebih menekankan pada domain kognitif , prosedur mengajar dan yang menjadi
dasar dalam teori ini adalah belajar.
c. Teknik Bermain Peran, digunakan
dalam konseling kelompok dimana melibatkan orang lain, dalam kegiatan ini,
konseli berlatih dengan kelompok untuk bertingkah laku sesuai dengan apa yang
akan diuji.
4.
Teori Rational Emotive Behavior Therapy
Pada
tahun 1993, dalam Newsletter yang dikeluarkan oleh the Institute for Rational
Emotive Therapy, Ellis mengumumkan bahwa ia mengganti nama Rational Emotive
Therapy menjadi Rational-Emotive Behaviot Therapy (REBT).
Menurut Ellis, rasionalitas individu bergantung pada
penilaian individu berdasarkan keinginan atau pilihannya atau berdasarkan emosi
dan perasaannya. Ellis memperkenalkan kata behavior (tingkah laku) pada teori
Rational-Emotive Behaviot Therapy (REBT) dengan alas an bahwa tingkah laku
sangat terkait dengan emosi dan perasaan
Rational
Emotive Behavior dibangun dengan atas filosofi bahwa “apa yang mengganggu jiwa
manusia bukanlah peristiwa-peristiwa, tetapi bagaimana manusia itu bereaksi
atau berprasangka terhadap peristiwa-peristiwa tersebut. Secara umum
dikatakan bahwa anak-anak dan juga binatang memiliki sejumlah keterbatasan
emosi dan cenderung untuk cepat emosi. Seiring dengan pertambahan usia, maka
ketika anak-anak cukup mampu menguasai bahasa secara efektif, mereka memperoleh
kemampuan untuk mempertahankan emosinya dan sedapat mungkin menjaga
emosi-emosinya yang terganggu.
Konsep
dasar dalam teori ini diantaranya adalah semua pikiran, perasaan dan tingkah
laku secara berkesinambungan saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama
lain, masalah emosional dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan biologi, manusia
dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, manusia menyakiti diri sendiri secara
kognitif emosional dan tingkah laku, ketika sesuatu yang tidak di inginkan
terjadi, maka individu akan menciptakan keyakinan hal yang irrasional tentang
hal tsb.
- Teori
Realitas
Teori ini dikembangkan pada tahun
1965 oleh William Glasser di Clifornia.
Teori ini tidak terpaku pada kejadia masa lalu, tetapi mendorong konseli
untuk menghadapi kenyataan. Teori ini
juga tidak memberi perhatian leih pada alam bawah sadar seperti teori
psikoanalisis. Akan tetapi lebih
menekankan pada perubahan tingkah laku yang lebih bertanggung jawab dengan cara
merencanakan terlebih dahulu.
Setiap manusia terdorong untuk
memnuhi kebutuhan dan keinginanya, perbedaan kebutuhan dengan keinginan yaitu
jika kebutuhan bersifat universal, semua orang membutuhkannya, sedangkan
keinginan bersifat unik dari setiap individu.
Konseling menggunakan konsep realitas ini bertujuan untuk membantu konseli
mencapai identitas berhasil. Konseli yang mengetahui identitasnya, akan
mengetahui langkah – langkah apa yang akan ia lakukan di masa yang kan datang
dengan segala konsekuensinya.
Teknik-teknik
yang dilakukan dalam proses onseling realistis ini dapat dilakukan dengan
beberapa cara : konselor menggunakan humor dalam memecahkan masalah klien,
konselor harus terlibat dalam peran yang dilakukan klien, membantu klien untuk
merumuskan rencana yang akan dilakukan, konselor bertindak sebagai guru, tkan
diri dengan klien untuk mencari kehidupan yang lebih efektif, Memasang batas –
batas dan menyusun situasi terapi
KESIMPULAN
Ada
berbagai macam teori konseling diantaranya teknik konseling behavioral,
psikoanalitis, teori realitas, Teori Rational Emotive Behavior
Therapy, teori analisis transaksional.
Teori konseling mengatakan bahwa sikap atau perilaku seseorang
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan saat ini.
Teori psikoanalisis mengungkapkan bahwa perilaku manusia sebagian besar
adalah alam bawah sadar. Teori Rational
Behavior Therapi mengungkapkan bahwa semua pikiran,
perasaan dan tingkah laku secara berkesinambungan saling berinteraksi dan
mempengaruhi satu sama lain. Teori
analisis transaksional berasumsi bahwa menekankan pada aspek kognitif, rasional
dan tingkah laku dari kepribadian..
Teori realistismengungkapkan bahwa hampir sama dengan teknik
psikoanalisis namunlebih menekankan pada perubahan tingkah laku yang lebih
bertanggung jawab dengan cara merencanakan terlebih dahulu.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar